Penggunaan Sederhana Balance
Scorecard dan BARS
Balance Scorecard merupakan salah satu metode dalam melihat sekaligus meningkatkan performa organisasi. Paradigma konvensional, performa organisasi hanya dilihat dari sisi finansialnya saja. Balance Scorecard melihat performa organisasi dalam 4 dimensi, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Untuk mengoptimalkan performa hingga ke level individu, dapat digunakan metode BARS, Behaviorally Achored Rating Scale. BARS menilai performa individu berdasarkan kemunculan perilaku penting yang dapat menentukan sukses tidaknya sebuah dimensi kerja dari jabatan individu tersebut. BARS umumnya memiliki grading nilai dari 1-5, nilai 5 paling tinggi.
Berikut merupakan contoh penggunaan Balance Scorecard dan BARS pada sebuah maskapai penerbangan di dunia wayang.
Gatotkaca Air Service
Gatotkaca Air Service (G.A.S) merupakan sebuah maskapai
penerbangan nasional yang sedang berkembang di Indonesia. Perusahaan ini
tergolong sebagai pendatang baru dalam bisnis penerbangan semenjak trend
‘penerbangan murah’ berkembang di tanah air. Namun trend tersebut mendapat
sorotan tajam semenjak banyaknya kejadian kecelakaan pesawat terbang. Untuk itu
G.A.S berupaya untuk mempertahankan kualitasnya dengan menerapkan sistem
balance scorecard.
PT. Gatotkaca Air Service, Tbk.
Visi
Menjadi Maskapai Udara Kebanggaan Nasional yang Memberikan Kesempatan Kepada Masyarakat Luas untuk Menggunakan Transportasi Udara yang AMAN & TERPERCAYA, dan Mengalami Pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth)
Misi
Memberikan pelayanan jasa angkutan udara yang berkualitas dan berorientasi kepada kepuasan pengguna jasa melalui pengelolaan secara professional
Mengupayakan keuntungan dengan menyelenggarakan usaha jasa pengangkutan udara untuk orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya baik domestik maupun internasional serta kegiatan lain yang berhubungan dengan bidang usaha pengangkutan udara
Tujuan (Goals)
Pada tahun 2010 G. A. S akan menjadi perusahaan yang memiliki
1. Pertumbuhan laba di atas 15%
2. SDM profesional dan berkomitmen tinggi
3. Keunggulan teknologi
4. Kualitas layanan jasa memuaskan
Strategi
PT. Gatotkaca Air Service, Tbk.
Visi
Menjadi Maskapai Udara Kebanggaan Nasional yang Memberikan Kesempatan Kepada Masyarakat Luas untuk Menggunakan Transportasi Udara yang AMAN & TERPERCAYA, dan Mengalami Pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth)
Misi
Memberikan pelayanan jasa angkutan udara yang berkualitas dan berorientasi kepada kepuasan pengguna jasa melalui pengelolaan secara professional
Mengupayakan keuntungan dengan menyelenggarakan usaha jasa pengangkutan udara untuk orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya baik domestik maupun internasional serta kegiatan lain yang berhubungan dengan bidang usaha pengangkutan udara
Tujuan (Goals)
Pada tahun 2010 G. A. S akan menjadi perusahaan yang memiliki
1. Pertumbuhan laba di atas 15%
2. SDM profesional dan berkomitmen tinggi
3. Keunggulan teknologi
4. Kualitas layanan jasa memuaskan
Strategi
- Program Enhancement, berupa Operation enhancement,
Service enhancement, Revenue enhancement, Effective cost enhancement, dan
Effective Management. Hal ini untuk meningkatkan ketepatan jadwal
penerbangan (on time performance), tingkat isian penumpang (seat load
factor), dan cash flow serta peningkatan laba.
- Program Peningkatan pelayanan & Komunikasi, fokus
pada peningkatan seluruh aspek pelayanan, dan sekaligus
mengkomunikasikannya kepada publik dalam upaya memperbaiki persepsi publik
terhadap terhadap pelayanan dan image G.A.S
- Program Expansion & Development, melaksanakan
pengembangan rute, pelayanan dan produk serta penambahan jumlah pesawat.
Sasaran yang ingin dicapai adalah agar G.A.S dapat menjadi market leader di
pasar domestik.
BALANCE SCORECARD
Perspektif Financial
- Pertumbuhan laba sebesar 12% pada akhir tahun 2008
- Naiknya harga saham sebesar 25 poin pada semester I
tahun 2009
- Berkurangnya pengeluaran umum & administrasi dari
15% menjadi 12% pada akhir tahun 2008
- Pertumbuhan ROI sebesar 10% pada akhir tahun 2008
Perspektif Customer
- Meningkatnya kepercayaan pelanggan dari survey
pelanggan 2008-2009
- Pertumbuhan pelanggan dari 10% menjadi 15% pada akhir
tahun 2008
- Meningkatnya Quality Relationship dengan pelanggan dari
survey pelanggan 2008-2009
- Kecepatan & ketepatan flight schedule dengan zero
accident dan zero delayed sepanjang tahun
Perspektif Proses Bisnis Internal
- Perluasan tujuan penerbangan sebanyak 4 rute baru pada
akhir tahun 2008
- Meningkatnya kualitas proses layanan penerbangan dari
performance appraisals karyawan 2008-2009
- Pengembangan tehnologi penerbangan sesuai regulasi ICAO
2008
- Zero flight accident sepanjang tahun
Perspektif Pembelajaran & pertumbuhan
- Meningkatnya kapabilitas personel berdasarkan
performance appraisals karyawan 2008-2009
- Meningkatnya komitmen dan kepuasan kerja personel
berdasarkan survey internal 2008-2009
- Meningkatnya anggaran untuk pengembangan personel dari
12% menjadi 18%
B.A.R.S (Behaviorally Anchored
Rating Scale)
Guna membantu proses-proses diatas, dalam performane
appraisal digunakan sistem BARS. Berikut ini contoh BARS untuk posisi Cabin
Crew.
PT. Gatotkaca
Air Service, Tbk.
|
Nama Pekerjaan
|
Cabin Crew
|
Main Duties
|
Ensuring safety in the air &
on the ground
|
Second Purpose
|
Serving the passengers
|
Dimensi
|
Greet & help passengers to
boarded
Secured cabin before take off/
landing
Serving the passengers
|
Dimensi : Greet & help passengers to boarded
Rating
|
Behavior
|
5
Very
Good
|
Tersenyum, mengucapkan salam
& selamat datang di G.A.S
Menanyakan
tiket/ nomor kursi, memberitahukan lokasi/ arah
|
4
Good
|
Tersenyum,
menanyakan tiket/ nomor kursi, memberitahukan lokasi/ arah
|
3
Fair
|
Tersenyum,
menunggu penumpang menunjukkan tiket, memberitahukan lokasi/ arah
|
2
Poor
|
Menunggu
penumpang menunjukkan tiket, menunjukkan dengan tangan tanpa berbicara
lokasi/ arah
|
1
Very Poor
|
Tidak melihat ke
arah penumpang hingga ada yang bertanya
|
Performance Management
Ada dua kata kunci dari performance management, yakni
planning dan control. Secara singkat performance management dapat diartikan
sebagai sebuah proses kegiatan management yang berperan dalam penentuan
berbagai sasaran/objektivitas (planning) sekaligus memonitor apakah
sasaran-sasaran tersebut berhasil dicapai oleh organisasi atau tidak (control).
Beberapa hal yang dapat dimonitor antara lain keuangan, efektivitas, efisiensi,
service, dst.
Keuntungan dari penerapan performance management antara
lain:
- Dapat dengan jelas melihat realisasi dari strategi
financial dan sasaran non-financial
- Memberikan gambaran yang explicit mengenai KPI atau Key
Performance Indikator, sehingga memungkinkan untuk dimonitor
- Pelaporan yang berorientasi pada kegiatan
- Hasilnya dapat digunakan sebagai panduan komunikasi
antar organisasi
- Management informasi konsisten pada strategi, taktik,
dan level operasional
- Promotion yang berorientasi pada result
Balanced Scorecard
Balance Scorecard adalah sebuah model yang digunakan untuk
mengukur performance management. Balanced scorecard dapat digunakan pada
berbagai level yang berbeda (unit bisnis, departemen, group/individual) dan
melibatkan banyak pihak.
Tujuan utama teknik ini adalah membuat sebuah balance yang
ideal antara sasaran jangka pendek dan panjang, antara pengawasan financial dan
non financial, antara internal dan external perspektif.
Karakteristik
- Mentranslasikan visi dan strategi perusahaan ke dalam
sasaran-sasaran yang konkrit
- Mengorganisasikan 4 perspektif utama, yakni financial, customer,
internal process, learning and growth.
- Setiap perspektif memiliki CSFs (Critical Success
Factors), yakni area-area di mana bagian tersebut harus menonjol agar
mencapai sasaran strateginya. Setiap CFS memiliki KPI (Key Performance
Index). KPI menyediakan indikasi secara kuantitatif mengenai seberapa
besar CSFs dicapai.
- Hubungan keempat perspektif tersebut digambarkan
seperti di bawah ini.
4 Karakter dalam Balance Score Card
Financial Perspective
- Goal utama : meningkatkan posisi financial
perusahaan
- Pengukuran : diukur dalam nilai positif atau negatif
yang dicantumkan dalam terminologi financial
- Peran : Pengawasan financial performance menunjukkan
apakah strategi perusahaan dan implementasinya memiliki kontribusi dalam
meningkatkan ekonomi perusahaan
- Contoh KPI untuk perspektif ini:
- ROI (return on Investment)
- EVA (economic Value Added)
- Added value per employee
Customer Perspective
- Goal utama : customer satisfaction yang dilakukan
dengan memenuhi requirement dan kebutuhan customer
- Pengukuran : Sejauh mana customer dapat merasakan
kualitas dari service-service ICT
- Tahapan yang harus dilakukan sebelum menentukan KPI
dari perspektif ini, antara lain:
- Tentukan segmen pasar dan kelompok customer yang
menjadi target
- Tentukan objektivitas dan jenis monitoring yang
diperlukan. Dalam hal ini jenis monitoring dibagi dalam 2 kelompok:
- Monitoring dengan kriteria umum yang digunakan oleh
semua organisasi, seperti: penguasaan pasar, kesetiaan customer, kepuasan
customer, dsb
- Added value proposition, yakni monitoring yang
didasarkan pada angka dengan asumsi yang lebih dalam. Karakteristiknya
antara lain: Karakteristik dari produk atau jasa: berbicara mengenai
fungsi, kualitas, waktu, dan harga produk atau jasa. Relasi dengan customer:
berkaitan dalam hal kualitas dari pembelian. Image dan reputasi produk
- Contoh KPI untuk perspektif ini:
- performance berdasarkan SLA (Service Level Agreements)
- realisasi projek dibandingkan perencanaan
Internal Perspective
- Goal utama : proses internal yang optimal untuk
menciptakan service yang optimal untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan
customer
- Pengukuran : seberapa efektif dan efisien proses dalam
organisasi. Diukur pada 4 hal, yaitu kualitas, waktu, produktivitas, dan
biaya.
- Kaplan dan Norton membangun sebuah standard model yang
digunakan sebagai framework dalam perancangan internal perspective,
disebut value chain. Value chain terdiri dari 3 proses bisnis yang
esensial:
- Innovation process, dengan kegiatan seperti
identifikasi kebutuhan pasar, identifikasi produk, dan penelitian produk
baru
- Operational process, berkaitan dalam proses
pengembangan, penjualan, dan distribusi produk/jasa
- After sales service, dengan tujuan menjaga hubungan
dengan customer dan meningkatkan value kepada customer
- Contoh KPI untuk perspektif ini:
- Pengukuran terhadap problem management
- Performance waktu kerja
- Pengukuran terhadap change management
Growth and Learning Perspective
- Goal utama : meningkatkan kinerja perusahaan
- Pengukuran : seberapa besar tingkat kemampuan organisasi
ICT dalam hal inovasi dan improvement
- 3 komponen yang menjadi fokus utama:
- People/Staff, berkaitan dengan kemampuan, pelatihan,
dan motivasi
- Sistem informasi, berbicara mengenai fleksibilitas,
jangkauan, dan keberadaan ICT
- Prosedur internal, adalah bagaimana cara organisasi dan
staff melakukan aktivitasnya
- Merupakan jenis perspektif yang paling abstrak
dibandingkan tiga perspektif lainnya
- Contoh KPI untuk perspektif ini:
- implementasi MT programme
- jumlah karyawan yang masuk/keluar
Tahap-tahap pengembangan Balanced Scorecard untuk ICT:
- Analisa strategi bisnis umum untuk mengidentifikasi
strategi-strategi bisnis detail dalam ukuran satuan.
- Dari setiap strategi bisnis detail diidentifikasi satu
atau lebih objektivitas ICT yang dapat memberikan kontribusi terhadap
strategi bisnis tersebut
- Setiap objektivitas ICT ini yang lalu digunakan dalam
mengidentifikasi KPI untuk ICT.
Ciri-ciri KPI yang baik:
- Spesifik
- Dapat diukur
- Relevan (16 s/d 20 indikator)
- Bisa memberikan impact yang positif terhadap behavior karyawan
dan perusahaan
Contoh Balance Scorecard Report
Balance Score Card Report
Monitoring tiap bulan dilakukan dengan tujuan untuk
membentuk gambaran yang jelas dan membentuk perkiraan yang tepat. Perkiraan
dapat dibentuk dengan menggunakan hasil sebelumnya sebagai acuan dan pengertian
yang benar tentang hubungan sebab akibat.
Maturity level dari sebuah organisasi memainkan peranan yang
penting dalam menentukan jumlah dan jenis perspektif yang diperlukan. Semakin
mature sebuah pertumbuhan organisasi, maka semakin bertambah perspektifnya dan
kesinambungan antar perspektif semakin baik. Ada 5 fase dari maturity level
organisasi, yakni:
- fase Technology-driven
- fase Controlled
- fase service-oriented
- fase customer-oriented
- fase business-oriented
Keterkaitan jumlah dan jenis perspektif pada setiap fase
dijabarkan dalam gambar berikut:
Fase pertama (technology-driven) hanya memiliki performance
management jangka pendek dan hanya melibatkan financial dan internal
perspective.
Di fase controlled, semakin banyak perhatian pada perspektif
internal dan pengembangan jangka panjang yang akhirnya melahirkan indikator
learning and growth perspective. Hubungan antara ketiga perspective ini juga
semakin kuat.
Di fase service-oriented terjadi ekspansi perspektif dengan
bertambahnya customer perspektif.
Pada fase customer-oriented inilah yang kemudian dikatakan
bahwa organisasi memiliki scorecard yang balance.
Akhirnya, fase business-oriented menambahkan sebuah
safeguard untuk memastikan bahwa scorecard tetap terhubung baik dengan bisnis.
Merancang Balanced Scorecard Pada
PT. Bank Bxx
Berdasarkan pengalaman banyak perusahaan kelas dunia yang
mengimplementasikan Balanced Scorecard , diketahui bahwa terjadi
perbaikan kinerja perusahaannya dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan
karena seluruh pegawai di dalam perusahaan mengerti secara jelas bahwa
aktivitas yang mereka lakukan setiap harinya mempunyai akibat pada keberhasilan
pencapaian visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk lebih memahami konsep BSC,
perlu disajikan suatu contoh model rancangan BSC pada sebuah Bank yang memiliki
keunikan dalam sistem operasionalnya. Berikut ini adalah materi-materi yang
akan dibahas :
- Perspektif Keuangan (13/14-1)
- Perspektif Nasabah (13/14-2)
- Perspektif Proses Bisnis Internal (13/14-3)
- Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (13/14-4)
Gambaran
Perusahaan
PT. Bank Bxx merupakan bank
umum yang beroperasi berdasarkan syariah islam dimana sistem bunga dalam bank
konvensional diganti dengan sistem bagi hasil. Pendiriannya diawali dengan
suatu gagasan untuk memberikan atau menyediakan suatu lembaga
keuangan berbentuk bank yang sesuai bagi umat islam yang merupakan penduduk
mayoritas rakyat indonesia.
PT. Bank Bxx sebagai bank
yang menerapkan syariah islam mempunyai keunikan dalam struktur
organisasinya yaitu dengan adanya suatu badan yang pengawasi penerapan syariah
islam secara benar yaitu “ Dewan Pengawas Syariah “.
Penerapan syariah islam dalam
kegiatan operasionalnya direpresentasikan dengan sistem bagi hasil sebagai
imbalan bagi penabung atas simpanan dananya ataupun imbalan bank dari kegiatan
pembiayaannya. Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan bank bagi hasil adalah bank umum atau bank perkreditan
rakyat yang melakukan kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan syariah islam.
Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
Untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. Bank Bxx telah menyusun perencanaan bisnis dimana di dalamnya diterapkan visi dan
misi perusahaan, yang merupakan pernyataan tujuan jangka panjang
perusahaan, termasuk strategi yang akan digunakan untuk berkompetisi. Visi ini
merupakan pernyataan keinginan perusahaan untuk menjadi apa di masa yanag akan
dating. Visi PT. Bank Bxx, menunjukan keinginan
perusahaan untuk menjadi :
- Bank Bxx terdepan yang paling utama di Indonesia
- Pelaku perbankan yang dominan di pasar syariah
- Bank yang dikagumi di pasar nasional
Untuk mewujudkan visinya, PT. Bank Bxx memiliki misi
sebagai berikut :
- Menjadi Bank Modern yang dikelola secara professional
dengan penekanan pada keunggulan manajemen, orientasi pasar dan jiwa
kewirausahaan.
- Menjadi model bagi pengelolaan Bank Islam.
- Menjadi Bank yang paling inovatif dalam kegiatan
investasi.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT. Bank Bxx menerapkan strategi usaha sebagai berikut :
- Meningkatkan pendapatan melalui
ekspansi pembiayaan secara selektif dan prudent dengan penekanan
pada usaha kecil melalui pemanfaatan jaringan lembaga keuangan syariah,
tanpa mengabaikan pembiayaan kepada usaha menengah dan besar dengan
penekanan pada perusahaan-perusahaan yang mendukung pengembangan usaha
kecil.
- Meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan dan
pengembangan produk-produk andalan.
- Meningkatkan kualitas profesionalisme sumber daya
insani perusahaan.
- Meningkatkan jumlah kantor pelayanan baru pada
daerah-daerah strategis yang dianggap strategis.
- Mengembangkan teknologi informasi dan teknologi
pelayanan untuk kebutuhan intern dan ekstern perusahaan.
- Meningkatkan intensitas
pengawasan dan menumbuhkan budaya patuh kepada aturan yang telah
ditetapkan bersama.
Evaluasi dan
Konsensus Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
Dalam tahap awal perancangan BSC haruslah
dibentuk tim kerja yang dipimpin oleh Pimpinan dengan anggota dari berbagai
bagian dalam perusahaan, sehingga seluruh bagian dalam perusahaan terwakili.
Tim kerja ini akan didampingi dan bekerja sama dengan Tim dari luar perusahaan
yang mengerti dan memahami konsep ini secara baik dan benar. Dalam contoh ini
Tim kerja dari dalam perusahaan tidak dibentuk, oleh karenanya rancangan ini
nantinya diharapkan dapat menjadi model dasar BSC yang dapat diimplementasikan
di PT. Bank Bxx atau sebagai contoh bagi perusahaan lain.
Proses selanjutnya dari perancangan
BSC ini adalah mengevaluasi visi, misi dan strategis yang ada. Apakah masih
akan dipertahankan atau dilakukan perubahan sesuai dengan hasil analisis
terhadap visi dan misi perusahaan termasuk analisis terhadap strategis yang
digunakan. Hal ini akan lebih baik jika didukung oleh suatu penelitian mengenai
tren industri perbankan syariah.
Berdasarkan analisis maka visi, misi
dan strategi TP. Bank Syariah ABC perlu dilakukan perubahan walaupun tidak
secara total diganti oleh yang baru. Perubahan ini dilakukan agar visi, misi
dan strategi perusahaan lebih sederhana dan mudah dipahami. Tetapi perlu
ditekankan disini bahwa perubahan yang dilakukan inipun tidaklah mengurangi
makna dari visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Visi PT. Bank Bxx setelah
dilakukan perubahan dan penyesuaian adalah menjadi :
” Bank yang Utama, Dominan dan Dikagumi di Pasar
Global “
Penjabaran
Visi ke dalam Misi perusahaan dilakukan sesuai dengan kriteria utama dalam
visi-nya yang terangkum dalam tiga kata yaitu : utama, dominan dan
dikagumi, sehingga Misi PT. Bank Bxx menjadi :
1. Menjadi
model bagi pengelolaan Bank berdasarkan Syariat Islam
2. Menjadi
Bank Syariah yang paling sehat dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
3. Menjadi
Bank Syariah yang dikelola secara profesional.
Ketiga pernyataan misi di atas
menjunjukan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek perusahaan. Dengan
kata lain, pernyataan misi tersebut telah melihat perusahaan dari berbagai
sudut pandang atau perspektuf yaitu :
1. Perspektif Keuangan, yang
ditranformasikan dengan menjadi Bank yang sehat.
2. Perspektif Nasabah, yang
ditransformasikan dengan menjadi bank yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya.
3. Perspektif Internal Bisnis,
yang ditransformasikan dengan menjadi bank yang inovatif
4. Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran, yang ditransformasikan dengan menjadi bank yang dikelola
secara profesional. Hal ini menunjukan perhatian perusahaan pada upaya
peningkatan keahlian dan profesionalitas pegawai.
Penentuan
Strategi Perusahaan
Tahapan selanjutnya adalah penentuan
strategi yang akan digunakan oleh PT. Bxx dalam menjalankan
usahanya. Proses terbaik dalam menentukan strategi yang akan digunakan haruslah
didahului dengan SWOT analysis ( strenght, weaknesses,
opportunities, and threats ) yang bisa dilakukan dengan menggunakan model competitive
advantage-nya Porter.
Untuk lebih mempermudah memahaminya,
maka penentuan strategi dalam contoh kasus ini menggunakan model penentuan
strategi dari General Electric Planning Model. Model ini menunjukan
dua variabel untuk menentukan strategi perusahaan, yaitu daya tarik industri (
industry attractiveness ) dan kekuatan bisnis perusahaan ( business
strength ) dalam penguasaan pangsa pasar yang ada.
Dari hasil analisis ternyata daya
tarik industri tinggi, hal ini terbukti dengan banyaknya peminat yang masuk
industri perbankan syariah, dan PT Bxx, sebagai pelopor atau bank
syariah pertama yang ada di Indonesia, memiliki kekuatan usaha yang sangat kuat
dalam penguasaan pangsa pasar. Maka strategi yang dipilih adalah strategi
pertumbuhan ( growth strategy ). Pertimbangan lainnya dalam pemilihan
strategi ini adalah kesesuaian visi dan misi perusahaan. Dimana untuk dapat
mencapai visi dan misi perusahaan seperti tersebut diatas maka perusahaan harus
terus berkembang. Strategi yang dipilih memang berbeda dengan yang telah
ditetapkan oleh PT. Bank Bxx, tetapi sebenarnya tidak berubah secara
drastis. Hal ini akan lebih dipahami dalam penjelasan selanjutnya.
Pemilihan
Perspektif dan Penentuan sasaran Strategis Perusahaan
Penentuan persepektif yang akan digunakan
untuk menjabarkan strategi ke dalam istilah-istilah operasional ( translating
strategy into operational terms ) dilakukan dengan memperhatikan
keseimbangan antara aspek keuangan dan non keuangan, aspek masa lalu dan aspek
masa depan, serta aspek eksternal dan aspek internal. Untuk itu empat
perspektif yang ditawarkan Kaplan dan Norton dalam konsep BSC diterapkan yaitu
:
1. Perspektif Keuangan
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Internal Bisnis, dan
4. Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Keempat perspektif tersebut dianggap
mencukupi dengan sedikit perubahan nama dalam perspektif pelanggan menjadi
perspektif nasabah, sesuai dengan keunikan dari industri perbankan itu sendiri
dimana pelanggan memiliki penamaan sendiri yaitu ” nasabah “.
Dari berbagai data yang ada seperti
data perancangan strategis dari hasil wawancara dengan berbagai pihak di PT. Bank Bxx, yaitu penentuan sasaran-sasaran strategis didalam setiap
perspektif, dapat di laksanakan. Dari proses ini penentuan sasaran-sasaran
strategis PT. Bank Bxx adalah :
1. Meningkatkan pendapatan melalui
ekspansi pembiayaan secara selektif dan prudent.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada
nasabah
3. Meningkatkan jumlah kantor layanan
baru.
4. Mengembangkan produk andalan
5. Mengembangkan teknologi informasi
dan kerja sama dengan pihak ketiga.
6. Meningkatkan profesionalisme
pegawai, dan
7. Meningkatkan pengawasan dan budaya
patuh pada aturan.
Sasaran-sasaran strategis ini pada
intinya disarikan dari strategi dan langkah-langkah yang antisipatif PT. Bank
Syariah ABC yang telah diterapkan sebelumnya. Sampai langkah ini harus
dilakukan evaluasi keterhubungan antara visi, misi dan strategi perusahaan
dengan keempat perspektif serta sasaran-sasaran strategisnya. Dari hasil
analisis dan evaluasi dapat diuraikan hubungan kesemua hal tersebut dalam
materi berikutnya.
Untuk menguraikan setiap sasaran
strategis kedalam berbagai tolok ukur maka perlu diketahui terlebih dahulu
proposisi pelanggan ( customer value proposition ) yang merupakan
kunci keberhasilan perusahaan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Salah satu
cara untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan cara melakukan
penelitian pasar ( market research ). Proposisi nilai nasabah PT. Bank
Syariah ABC dapat diuraikan pada materi berikutya.
Tolok Ukur BSC
PT. Bank Bxx
Tolok ukur kinerja ( performance
measures ) dikelompokan ke dalam lag indicators sebagai suatu core
outcomes dan lead indicators sebagai suatu performance
drivers. Dalam memilih tolok ukur yang akan digunakan tentu saja harus
diperhatikan keterkaitan visi, misi dan strategi PT. Bank Bxx sebagaimana telah disebutkan pada postingan sebelumnya dan lebih penting lagi
adalah diukurnya keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah
dipilih serta dipahaminya tolok ukur tersebut oleh seluruh bagian perusahaan
paling tidak oleh bagian atau pegawai yang bertanggung jawab terhadap setiap
ukuran yang dipilih. Berbagai Tolok Ukur yang dipilih dalam perancangan BSC PT.
Bank Bxx adalah sebagai berikut :
(1) Perspektif Keuangan ( Financial
Perspective )
(2) Perspektif Nasabah ( Customer
Perspective )
(3) Perspektif Proses Bisnis Internal (
Internal Business Process Perspective )
(4) Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran (Learning & Growth Perspective )
Balanced
Scorecard
PT. Bank Bxx
Hubungan antar
Visi, Misi dan Strategi dengan Perspektif yang dipilih serta tujuan Strateginya
Perspektif
Keuangan PT. Bank Bxx
Ditinjau dari siklus hidupnya, saat ini
PT. Bank Bxx merupakan bank yang berada dalam tahap pertumbuhan. Hal
ini ditunjukan oleh pertumbuhan pesat perbankan syariah ( emerging market ),
terutama dengan keluarnya Undang-undang nomor 10 Tahun 1998 yang memungkinkan
lahirnya bank-bank baru yang beroperasi berdasarkan prinspi syariah. Disamping
itu, masih rendahnya tingkat kesadaran dan partisipasi umat islam di Indonesia
( sebagai target pasar utama bank syariah ) untuk menjadi nasabah bank –bank
syariah menunjukan potensi pasar yang masih cukup tinggi dan belum tergali,
yang memungkinkan bank-bank syariah untuk dapat terus tumbuh jika berhasil dimanfaatkan
potensi pasar tersebut. Dengan demikian, sangat tepat jika sasaran strategis
PT. Bank Bxx dalam perspektif keuangan adalah untuk meningkatkan
pendapatan, terutama dengan upaya menggali potensi nasabah peminjam dana untuk
usaha kecil dan menengan (UKM ).
Dengan strategi pertumbuhan
pendapatan tersebut, maka tolok ukur keuangan yang sebaiknya dijadikan sebagai
tolok ukur kinerja bisnis yang utama adalah tolok ukur keuangan. Tolok ukur ini
dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran strategis PT.
Bank Bxx dalam hal pendapatannya, yaitu :
a.
Return on Assets ( ROA )
Yaitu persentase laba kotor yang
dicapai perusahaan dibandingkan dengan total aktiva perusahaan. Kenaikan atau
penurunan ROA dari satu periode akuntansi berikutnya dapat dijadikan ukuran
pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika tolok ukur ini dirata-ratakan untuk
beberapa periode, akan menghasilkan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata (
average growth rate )
Pengukuran kinerja dengan ROA
menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga
berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari
aset yang dimiliki perusahaan. (Bambang R, 1997). ROA yang negatif disebabkan
laba perusahaan dalam kondisi negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu
menghasilkan laba.
Kelemahan utama pada pengukuran akuntansi tradisional seperti ROA sebagai pengukur penciptaan nilai adalah mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak.
Kelemahan utama pada pengukuran akuntansi tradisional seperti ROA sebagai pengukur penciptaan nilai adalah mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak.
Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai
berikut (Bambang R, 1997) :
Laba bersih setelah pajak
Laba bersih setelah pajak
ROA = __________________ X 100%
Total Aktiva
Keterangan :
Laba bersih setelah pajak (earning after tax) = laba bersih setelah bunga dan pajak.
Total aktiva = seluruh aktiva perusahaan yang terdapat dalam neraca.
Jika hasil dari aktiva lebih dari atau sama dengan 10%, maka perusahaan tersebut efektif atau kinerja keuangannya relatif baik.
b.
Net Margin ( Laba setelah Pajak ).
Pertumbuhan atau penurunan laba dari
period ke periode juga dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan pertumbuhan
pendapatan perusahaan. Jika tolok ukur ini dirata-ratakan untuk beberapa
periode, akan menghasilkan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata ( average
growth rate )
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c.
Revenue mix ( bauran pendapatan )
Yaitu melihat pendapatan dari
berbagai sumber darimana pendapatan tersebut diperoleh, seperti bernagai macam
produk atau nasabah (segmen ). Ukuran ini untuk mengukur kinerja atau
profitabilitas berbagai macam produk yang ada dan setiap segmen nasabah.
Perspektif
Nasabah PT. Bank Bxx
Sasaran stratedi dalam perspektif nasabah
meliputi :
1. Miningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah, dengan
tujuan untuk meningkatkan kepuasan nasabah dan juga mempertahankan nasabah.
2. Meningkatkan jumlah kantor layanan baru untuk
mennjangkau nasabah potensial dilokasi-lokasi strategis. Dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah nasabah dan pangsa pasar.
3. Kedua sasaran strategis tersebut diatas sejalan
dengan strategi pertumbuhan perusahaan dan sasaran strategis berupa
meningkatkan pendapatan pada perspektif keuangan.
Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :
Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :
a. Tingkat Kepuasan Nasabah (
customer satisfaction )
Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan/nasabah secara periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan ( gap ) antara harapan ( expectation ) nasabah dan persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan PT. Bank Bxx. Masing-masing item pernyataan dari harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai ( score ) untuk dapat melihat selisih ( gap ) antara harapan pelanggan dan persepsinya.
Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan/nasabah secara periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan ( gap ) antara harapan ( expectation ) nasabah dan persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan PT. Bank Bxx. Masing-masing item pernyataan dari harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai ( score ) untuk dapat melihat selisih ( gap ) antara harapan pelanggan dan persepsinya.
b. Penguasaan Pasar ( marker share )
Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan visi PT. Bank Syariah ABC. Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang berhasil dikuasai PT. Bank Syariah ABC dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah potensial dalam bisnis perbankan syariah di Indonesia. Secara singkat peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama dan memperoleh nasabah baru.
Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan visi PT. Bank Syariah ABC. Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang berhasil dikuasai PT. Bank Syariah ABC dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah potensial dalam bisnis perbankan syariah di Indonesia. Secara singkat peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama dan memperoleh nasabah baru.
c. Kemampuan untuk mempertahankan
nasabah lama atau retensi nasabah ( customer retention ).
Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang tetap setia dengan suatu produk bank Bxx untuk suatu periode sebelumnya. Hasilnya dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai apakah Bank Bxx dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.
Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang tetap setia dengan suatu produk bank Bxx untuk suatu periode sebelumnya. Hasilnya dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai apakah Bank Bxx dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.
d. Kemampuan memperoleh nasabah baru
atau akuisisi nasabah ( customer acquisition )
Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil diperoleh PT. Bank Bxx dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sbelumnya.
Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil diperoleh PT. Bank Bxx dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sbelumnya.
Perspektif Proses Bisnis
Internal PT. Bank Bxx
Prespektif
ini memiliki dua sasaran strategis yaitu:
1. Mengembangkan produk-produk baru yang dapat diandalkan, dan2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan kerja sama dengan pihak ketiga
Sasaran strategis pertama ;
berupa pengembangan produk-produk baru yang dapat diandalkan untuk
mengantisipasi kebutuhan nasabah akan layanan keuangan sehingga nasabah lama
dapat dipertahankan dan nasabah baru dapat diperoleh yang pada akhirnya akan
memperbesar pengusaan pangsa pasar, PT. Bank Bxx dan meningkatkan nilai
bauran pendapatan. Tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian
strategis ini adalah :
a. Pendapatan Produk Baru
Tolok ukur ini berguna untuk mengukur tingkat
keberhasilan produk-produk baru dalam meraih pendapatan selama periode
tertentu. Misalnya, dengan menghitung pendapatan yang berasal dari setiap
produk baru ( revenue of new product ) untuk suatu periode tertentu
dibandingkan dengan total pendapatan PT. Bank Bxx dalam periode
tersebut. Disamping it, keadaan produk baru dapat pula diukur dari
kontribusinya dalam meraih nasabah atau jumlah nasabah lama yang menggunakan
atau beralih ke produk baru tersebut. Misalnya dengan cara menghitung
persentase jumlah nasabah untuk suatu produk baru dibandingkan total jumlah
nasabah PT. Bank Bxx secara keseluruhan. Makin besar kontribusi yang
diberikan suatu produk baru, makin menandakan keandalan produk tersebut untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Siklius
Pengembangan Produk
Tolok ukur ini berguna sebagai dasar untuk
menilai responsitivitas dalam mengantisipasi kebutuhan nasabah dan tingkat
inovasi PT. Bank Bxx. Semakin cepat siklus suatu produk baru dihasilkan
dapat berarti bahwa perusahaan semakin responsif dan pegawai semakin tinggi
tingkat keahliannya.
Sasaran Strategis Kedua ; adalah
peningkatan penggunaan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak ketiga.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para
nasabah dan untuk memperlancar bergulirnya proses diseluruh bagian perusahaan
termasuk dikantor-kantor layanan baru. Tolok Ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah :
a. Tingkat
Kesalahan Layanan ( service error rate ).
Tolok ukur ini dimaksudkan untuk mengukur
seberapa sering pegawai melakukan kesalahan dalam memberikan layanan kepada
nasabah termasuk tingkat kesalahan pekerjaan lain yang menjadi tugasnya. untuk
melihat kebenaran dari tingkat kesalahan layanan ini bisa dilakukan dengan
melakukan audit kualitas layanan ( service quality audit ). Semakin
rendah tingkat kesalahan layanan maka tingkat kepuasan nasabah akan semakin
tinggi.
b. Waktu Proses (process
time )
Tolok ukur ini digunakan untuk mengukur efesiensi
dari transaksi yang dilakukan. Semakin sedikit waktu proses yang diperlukan
untuk melakukan suatu transaksi maka biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas
tersebut akan semakin rendah sehingga kepuasan nasabah akan meningkat karena
dilayani dengan cepat dan keuntungan perusahaan akan meningkat.
c. Perjanjian
dengan Pihak Ketiga ( partner with third party providers )
Banyaknya patner dari pihak ketiga seperti
penggunaan ATM bersama bank-bank lain dan kerjasama dengan Departemen Agama
untuk Sistem Komputerisasi Haji Terpadu ( SISKOHAT) akan mempercepat waktu
proses dalam transaksi dan mengurangi tingkat kesalahan dalam memberikan
layanan. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan nasabah dan
keuntungan perusahaan.
Sasaran-sasaran strategis dan tolok ukur yang
digunakan sejalan dengan sasaran strategis dan tolok ukur dalam perspektif
keuangan maupun perspektif pelanggan, hal ini dapat dilihat dari hubungan sebab
akibat antar sasaran strategis dan berbagai tolok ukur. Hubungan ini dapat
terlihat secara menyeluruh setelah persepektif pertumbuhan dan pembelajaran
selanjutnya. Tapi sebelumnya haruslah dilihat terlebih dahulu hubungan antara
perspektif nasabah dan perspektif internal bisnis dengan menganalisis
keterkaitan keduanya dengan menggunakan analisis proposisi nilai pelanggan.
No comments:
Post a Comment